KABAR BERITA JOMBANG : Data yang dikantongi BPBD (Badan
Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Jombang, angin puting beliung yang
terjadi Kamis (10/12) tak hanya menyapu Kecamatan Bandar Kedungmulo dan Perak,
namun juga menerjang Desa Jatipelem Kecamatan Diwek.
’’Beruntung, di desa ini tidak ada
satupun rumah rusak akibat terkena puting beliung. Hanya beberapa pohon saja
yang tumbang karena tidak bisa menahan laju angin,’’ ujar Nur Huda Kepala BPBD
saat dihubungi melalui sambungan ponselnya.
Ia menambahkan, pihaknya sudah
melakukan evakuasi di beberapa titik lokasi yang terkena terjangan angin puting
beliung ini. Tentunya dengan dibantu warga dan juga anggota TNI dari Kodim 0814
Jombang.
’’Sejak pagi tadi, di beberapa
lokasi sudah kita lakukan evakuasi untuk pohon-pohon yang tumbang. Apalagi yang
menimpa pemukiman penduduk,’’ tambahnya. Huda memastikan meski
memporak-porandakan puluhan rumah, namun hingga saat ini pihaknya tidak
menerima laporan adanya korban jiwa akibat terjangan angin puting beliung ini.
’’Tidak ada korban jiwa, hanya
kerugian materiil saja. Karena sebagian rumah rusak akibat tertimpa pohon dan
beberapa atap rumah rusak karena terbawa angin,’’ imbuhnya. Nur Huda
menjelaskan, angin puting beliung disebabkan karena adanya pertemuan udara
panas dan dingin. Sehingga saling bertolak belakang dan terbentuklah pusaran
angin puting beliung yang berputar hingga di kisaran 35 knots/65 km/jam. Dengan
suhu permukaan lebih dari 35 derajat celcius.
’’Biasanya kejadiannya berlangsung
sekitar 5 menit. Angin puting beliung ini bergerak secara tegak lurus dan
sering terjadi pada daerah gersang,’’ jelasnya. Menurutnya, angin puting
beliung ini biasanya terjadi pada saat pergantian musim. Kodisi cuaca yang
tidak tentu mengakibatkan terjadinya angin puting beliung ini.
’’Umumnya terjadi pada siang atau
sore hari dan di musim pancaroba. Karena memang perubahan suhu itu,’’
terangnya. Menurut Huda, ada beberapa ciri-ciri yang bisa diketahui sebelum
bencana angin putting beliung ini terjadi. Biasanya terlihat awan putih yang
menjulang tinggi disertai dengan sekumpulan awan hitam. Selain itu angin yang
berhembus tidak normal.
’’Jika terjadi tanda seperti ini
kemungkinan besar akan terjadi angin puting beliung,’’ ungkapnya. Pihaknya
meminta kepada warga untuk lebih meningkatkan kewaspadaan. Sebab, saat ini
merupakan awal pergantian musim. Menurutnya, musim kemarau panjang yang terjadi
sejak pertengahan tahun kemarin, membuka peluang lebar terjadinya bencana angin
putting beliung ini. ’’Kami meminta kepada warga untuk lebih waspada. Tidak
perlu panik bila terjadi angin puting beliung dan lebih memperhatikan keadaan
sekitar. Apalagi daerah yang secara histori sudah pernah dilanda angin puting
beliung,’’ tandasnya.
Menurut Huda, dalam kurun waktu tiga
tahun terakhir, beberapa ada beberapa kecamatan yang menjadi langganan puting
beliung. Yakni kecamatan Mojowarno, Kesamben dan Bandar Kedungmulyo. Menurutnya
tidak menutup kemungkinan pada musim penghujan bencana tersebut akan kembali
melanda kecamatan-kecamatan tersebut (yih)
data yang dikantongi BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)
Kabupaten Jombang, angin puting beliung yang terjadi Kamis (10/12) tak
hanya menyapu Kecamatan Bandar Kedungmulo dan Perak, namun juga
menerjang Desa Jatipelem Kecamatan Diwek.
’’Beruntung, di desa ini tidak ada satupun rumah rusak akibat terkena
puting beliung. Hanya beberapa pohon saja yang tumbang karena tidak
bisa menahan laju angin,’’ ujar Nur Huda Kepala BPBD saat dihubungi
melalui sambungan ponselnya.
Ia menambahkan, pihaknya sudah melakukan evakuasi di beberapa titik
lokasi yang terkena terjangan angin puting beliung ini. Tentunya dengan
dibantu warga dan juga anggota TNI dari Kodim 0814 Jombang.
’’Sejak pagi tadi, di beberapa lokasi sudah kita lakukan evakuasi
untuk pohon-pohon yang tumbang. Apalagi yang menimpa pemukiman
penduduk,’’ tambahnya. Huda memastikan meski memporak-porandakan puluhan
rumah, namun hingga saat ini pihaknya tidak menerima laporan adanya
korban jiwa akibat terjangan angin puting beliung ini.
’’Tidak ada korban jiwa, hanya kerugian materiil saja. Karena
sebagian rumah rusak akibat tertimpa pohon dan beberapa atap rumah rusak
karena terbawa angin,’’ imbuhnya. Nur Huda menjelaskan, angin puting
beliung disebabkan karena adanya pertemuan udara panas dan dingin.
Sehingga saling bertolak belakang dan terbentuklah pusaran angin puting
beliung yang berputar hingga di kisaran 35 knots/65 km/jam. Dengan suhu
permukaan lebih dari 35 derajat celcius.
’’Biasanya kejadiannya berlangsung sekitar 5 menit. Angin puting
beliung ini bergerak secara tegak lurus dan sering terjadi pada daerah
gersang,’’ jelasnya. Menurutnya, angin puting beliung ini biasanya
terjadi pada saat pergantian musim. Kodisi cuaca yang tidak tentu
mengakibatkan terjadinya angin puting beliung ini.
’’Umumnya terjadi pada siang atau sore hari dan di musim pancaroba.
Karena memang perubahan suhu itu,’’ terangnya. Menurut Huda, ada
beberapa ciri-ciri yang bisa diketahui sebelum bencana angin putting
beliung ini terjadi. Biasanya terlihat awan putih yang menjulang tinggi
disertai dengan sekumpulan awan hitam. Selain itu angin yang berhembus
tidak normal.
’’Jika terjadi tanda seperti ini kemungkinan besar akan terjadi angin
puting beliung,’’ ungkapnya. Pihaknya meminta kepada warga untuk lebih
meningkatkan kewaspadaan. Sebab, saat ini merupakan awal pergantian
musim. Menurutnya, musim kemarau panjang yang terjadi sejak pertengahan
tahun kemarin, membuka peluang lebar terjadinya bencana angin putting
beliung ini. ’’Kami meminta kepada warga untuk lebih waspada. Tidak
perlu panik bila terjadi angin puting beliung dan lebih memperhatikan
keadaan sekitar. Apalagi daerah yang secara histori sudah pernah dilanda
angin puting beliung,’’ tandasnya.
Menurut Huda, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, beberapa ada
beberapa kecamatan yang menjadi langganan puting beliung. Yakni
kecamatan Mojowarno, Kesamben dan Bandar Kedungmulyo. Menurutnya tidak
menutup kemungkinan pada musim penghujan bencana tersebut akan kembali
melanda kecamatan-kecamatan tersebut
- See more at:
http://www.indopos.co.id/2015/12/pasca-puting-beliung-bpbd-kabupaten-jombang-himbau-warga-lebih-waspada.html#sthash.0KrLyYYX.dpuf
data yang dikantongi BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)
Kabupaten Jombang, angin puting beliung yang terjadi Kamis (10/12) tak
hanya menyapu Kecamatan Bandar Kedungmulo dan Perak, namun juga
menerjang Desa Jatipelem Kecamatan Diwek.
’’Beruntung, di desa ini tidak ada satupun rumah rusak akibat terkena
puting beliung. Hanya beberapa pohon saja yang tumbang karena tidak
bisa menahan laju angin,’’ ujar Nur Huda Kepala BPBD saat dihubungi
melalui sambungan ponselnya.
Ia menambahkan, pihaknya sudah melakukan evakuasi di beberapa titik
lokasi yang terkena terjangan angin puting beliung ini. Tentunya dengan
dibantu warga dan juga anggota TNI dari Kodim 0814 Jombang.
’’Sejak pagi tadi, di beberapa lokasi sudah kita lakukan evakuasi
untuk pohon-pohon yang tumbang. Apalagi yang menimpa pemukiman
penduduk,’’ tambahnya. Huda memastikan meski memporak-porandakan puluhan
rumah, namun hingga saat ini pihaknya tidak menerima laporan adanya
korban jiwa akibat terjangan angin puting beliung ini.
’’Tidak ada korban jiwa, hanya kerugian materiil saja. Karena
sebagian rumah rusak akibat tertimpa pohon dan beberapa atap rumah rusak
karena terbawa angin,’’ imbuhnya. Nur Huda menjelaskan, angin puting
beliung disebabkan karena adanya pertemuan udara panas dan dingin.
Sehingga saling bertolak belakang dan terbentuklah pusaran angin puting
beliung yang berputar hingga di kisaran 35 knots/65 km/jam. Dengan suhu
permukaan lebih dari 35 derajat celcius.
’’Biasanya kejadiannya berlangsung sekitar 5 menit. Angin puting
beliung ini bergerak secara tegak lurus dan sering terjadi pada daerah
gersang,’’ jelasnya. Menurutnya, angin puting beliung ini biasanya
terjadi pada saat pergantian musim. Kodisi cuaca yang tidak tentu
mengakibatkan terjadinya angin puting beliung ini.
’’Umumnya terjadi pada siang atau sore hari dan di musim pancaroba.
Karena memang perubahan suhu itu,’’ terangnya. Menurut Huda, ada
beberapa ciri-ciri yang bisa diketahui sebelum bencana angin putting
beliung ini terjadi. Biasanya terlihat awan putih yang menjulang tinggi
disertai dengan sekumpulan awan hitam. Selain itu angin yang berhembus
tidak normal.
’’Jika terjadi tanda seperti ini kemungkinan besar akan terjadi angin
puting beliung,’’ ungkapnya. Pihaknya meminta kepada warga untuk lebih
meningkatkan kewaspadaan. Sebab, saat ini merupakan awal pergantian
musim. Menurutnya, musim kemarau panjang yang terjadi sejak pertengahan
tahun kemarin, membuka peluang lebar terjadinya bencana angin putting
beliung ini. ’’Kami meminta kepada warga untuk lebih waspada. Tidak
perlu panik bila terjadi angin puting beliung dan lebih memperhatikan
keadaan sekitar. Apalagi daerah yang secara histori sudah pernah dilanda
angin puting beliung,’’ tandasnya.
Menurut Huda, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, beberapa ada
beberapa kecamatan yang menjadi langganan puting beliung. Yakni
kecamatan Mojowarno, Kesamben dan Bandar Kedungmulyo. Menurutnya tidak
menutup kemungkinan pada musim penghujan bencana tersebut akan kembali
melanda kecamatan-kecamatan tersebut
- See more at:
http://www.indopos.co.id/2015/12/pasca-puting-beliung-bpbd-kabupaten-jombang-himbau-warga-lebih-waspada.html#sthash.0KrLyYYX.dpuf
data yang dikantongi BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)
Kabupaten Jombang, angin puting beliung yang terjadi Kamis (10/12) tak
hanya menyapu Kecamatan Bandar Kedungmulo dan Perak, namun juga
menerjang Desa Jatipelem Kecamatan Diwek.
’’Beruntung, di desa ini tidak ada satupun rumah rusak akibat terkena
puting beliung. Hanya beberapa pohon saja yang tumbang karena tidak
bisa menahan laju angin,’’ ujar Nur Huda Kepala BPBD saat dihubungi
melalui sambungan ponselnya.
Ia menambahkan, pihaknya sudah melakukan evakuasi di beberapa titik
lokasi yang terkena terjangan angin puting beliung ini. Tentunya dengan
dibantu warga dan juga anggota TNI dari Kodim 0814 Jombang.
’’Sejak pagi tadi, di beberapa lokasi sudah kita lakukan evakuasi
untuk pohon-pohon yang tumbang. Apalagi yang menimpa pemukiman
penduduk,’’ tambahnya. Huda memastikan meski memporak-porandakan puluhan
rumah, namun hingga saat ini pihaknya tidak menerima laporan adanya
korban jiwa akibat terjangan angin puting beliung ini.
’’Tidak ada korban jiwa, hanya kerugian materiil saja. Karena
sebagian rumah rusak akibat tertimpa pohon dan beberapa atap rumah rusak
karena terbawa angin,’’ imbuhnya. Nur Huda menjelaskan, angin puting
beliung disebabkan karena adanya pertemuan udara panas dan dingin.
Sehingga saling bertolak belakang dan terbentuklah pusaran angin puting
beliung yang berputar hingga di kisaran 35 knots/65 km/jam. Dengan suhu
permukaan lebih dari 35 derajat celcius.
’’Biasanya kejadiannya berlangsung sekitar 5 menit. Angin puting
beliung ini bergerak secara tegak lurus dan sering terjadi pada daerah
gersang,’’ jelasnya. Menurutnya, angin puting beliung ini biasanya
terjadi pada saat pergantian musim. Kodisi cuaca yang tidak tentu
mengakibatkan terjadinya angin puting beliung ini.
’’Umumnya terjadi pada siang atau sore hari dan di musim pancaroba.
Karena memang perubahan suhu itu,’’ terangnya. Menurut Huda, ada
beberapa ciri-ciri yang bisa diketahui sebelum bencana angin putting
beliung ini terjadi. Biasanya terlihat awan putih yang menjulang tinggi
disertai dengan sekumpulan awan hitam. Selain itu angin yang berhembus
tidak normal.
’’Jika terjadi tanda seperti ini kemungkinan besar akan terjadi angin
puting beliung,’’ ungkapnya. Pihaknya meminta kepada warga untuk lebih
meningkatkan kewaspadaan. Sebab, saat ini merupakan awal pergantian
musim. Menurutnya, musim kemarau panjang yang terjadi sejak pertengahan
tahun kemarin, membuka peluang lebar terjadinya bencana angin putting
beliung ini. ’’Kami meminta kepada warga untuk lebih waspada. Tidak
perlu panik bila terjadi angin puting beliung dan lebih memperhatikan
keadaan sekitar. Apalagi daerah yang secara histori sudah pernah dilanda
angin puting beliung,’’ tandasnya.
Menurut Huda, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, beberapa ada
beberapa kecamatan yang menjadi langganan puting beliung. Yakni
kecamatan Mojowarno, Kesamben dan Bandar Kedungmulyo. Menurutnya tidak
menutup kemungkinan pada musim penghujan bencana tersebut akan kembali
melanda kecamatan-kecamatan tersebut
- See more at:
http://www.indopos.co.id/2015/12/pasca-puting-beliung-bpbd-kabupaten-jombang-himbau-warga-lebih-waspada.html#sthash.0KrLyYYX.dpuf