KABAR BERITA JOMBANG : Polisi menyelidiki tewasnya empat siswi SD Negeri Sukorejo I Jombang peserta outbond
akibat terpeleset dan tenggelam di kubangan bekas galian tanah (tambang
C) ilegal di Desa Plosogenuk, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Sabtu
(12/12) baru lalu kini diselidiki aparat Kepolisian setempat. Jika
terbukti melakukan kelalaian, tiga orang guru pendamping bakal dijerat
sebagai tersangka karena dinilai lalai. Lansir (beritasatu).
“Keempat siswa kelas IV SD Negeri Sukorejo 1, Kecamatan Perak,
Jombang, yang tewas tenggelam bersamaan di kolam bekas lahan galian C
saat kegiatan jalan sehat dan pengenalan lingkungan itu adalah Eva
Trianggarini (10), Fatikhatul Khusna Aprilia (10), Anggi Arianti (10),
dan Devi Anugrah Cahyani (11). Seluruh korban siswi kelas IV dan
beralamat di Desa Sukorejo, Kecamatan Perak,” ujar Kapolsek Perak AKP
Mudjiono yang dikonfirmasi, Senin (14/12).
Lebih lanjut Kapolsek menjelaskan, bahwa penyelidikan terus dilakukan
dan jika para guru pendamping itu terbukti lalai, maka bisa ditetapkan
menjadi tersangka. “Penentuan itu masih menunggu hasil gelar perkara
yang akan kita lakukan setelah semua barang bukti, termasuk keterangan
para saksi mata berhasil dikumpulkan,” ujar AKP Mudjiono lagi.
Para guru pendamping itu menurut Kapolsek seharusnya ekstrahati-hati
sebelum mengajak siswanya melaksanakan kegiatan di luar sekolah.
“Seharusnya diprediksi dulu, apakah lokasi bekas tambang galian C (tanah
uruk) itu membahayakan keselamatan anak didiknya yang usianya masih
anak-anak atau tidak. Sehingga petaka tersebut bisa dihindari,” ujarnya
sambil menyebutkan, ketiga guru yang dimaksud masing-masing adalah, Suat
Budi Santoso, Rohmanu Roqim, dan Wiwik Kamaindrawati.
Kepala Sekolah (Kasek) SDN Sukorejo 1, Sunaryo ketika dikonfirmasi
terpisah mengatakan bahwa peristiwa tewasnya keempat muridnya itu
merupakan musibah dan sama sekali tidak ada unsur kesengajaan. Seperti
diungkapkan guru Suat Budi Santoso, ketika peristiwa maut tu terjadi,
yang bersangkutan masih mendampingi siswa yang lain.
“Ada dua guru lainnya, yakni Rohmanu Roqim dan Wiwik Kamaindrawati
mendampingi siswa yang mengeluh sakit,” ujar Suat usai dimintai
keterangan di Mapolsek Perak, Senin kemarin.
Para guru pendamping menurut kesaksian Suat sudah memperingatkan
siswa-siswinya agar tidak mendekat di lokasi kolam yang sedang berisi
air hujan karena kedalamannya bisa membahayakan keselamatan jiwa. Suat
mengaku tidak tahu persis bagaimana empat anak didiknya mengalami
musibah tersebut. “Saya datang belakangan dan tahunya dilapori anak-anak
bahwa ada yang hilang dan tenggelam,” ujarnya.
Para guru memang susah mengawasi anak satu per satu karena lokasi
bekas tambang galian yang luas dan dan berbukit. Sunaryo berharap kepada
para orang tua murid untuk tidak memperkarakan musibah itu sendiri
karena tidak ada guru yang mencelakakan muridnya sendiri.
0 comments:
Post a Comment