Kenangan Masa Kecil KH. M. Abdul Aziz Manshur
Semasa kecilnya, saat Kiai Abdul Aziz
Manshur di Lirboyo sering memperhatikan kakek sekaligus gurunya, KH.
Abdul Karim atau Mbah Manaf. Dilihatnya sang kakek tidak pernah tidur di
malam hari. Selesai memberikan pengajian kepada para santri, sang kakek
selalu saja menghabiskan malamnya dengan shalat sunnah dan berdzikir
hingga pagi. Jika pun tidur, sangat sebentar.
Karena penasaran lalu Aziz kecil pun dengan polos bertanya kepada ibunya, Nyai Salamah, yang merupakan putri KH. Abdul Karim. “Mak, Mbah iku nek mbengi kok gak tau turu to Mak? (Mak, Kakek kalau malam kok tidak pernah tidur)”.
“Iyo Le, Mbahmu eling oleh titipan anake wong sak pirang-pirang. Gak wani turu nek durung ndongakno santri-santri.
(Iya Nak, Kakekmu selalu ingat mendapat titipan anaknya orang banyak.
Tidak berani tidur kalau belum mendoakan santri-santri)”, jawab sang
bunda.
Pesan dan Wasiat KH. M. Abdul Aziz Manshur
KH. M. Abdul Aziz Manshur tidak pernah
bosan menyampaikan pesan, nasehat dan wasiatnya kepada para santri
bahwa, “Pondok pesantren tidak bisa diada-adakan, dan kalau ada tidak
bisa dihindari. Salah satu pesan KH. M. Abdul Aziz Mansur, “Santri
pulang harus bisa jadi paku. Artinya, paku digunakan untuk membangun
rumah sebagai tempat berteduh. Demikian juga santri, ketika pulang dari
pondok dia ibarat orang yang membuat rumah yang bisa mengayomi
masyarakat.” (dari berbagai Sumber) (yih)
0 comments:
Post a Comment